top of page

From Cancer's Shadow to “Sunshine”

  • Writer: Xu Kecheng
    Xu Kecheng
  • Mar 22
  • 3 min read

Updated: Sep 4


ree

This is a 52-year-old Indonesian patient from Medan. He vividly remembers over a year ago when he received a suspected cancer diagnosis from his doctor, fear followed him like a shadow. From then on, every day was filled with worry, and life seemed shrouded in endless darkness. He frequently experienced abdominal pain, alternating between diarrhea and constipation. He sought treatment at several hospitals in Medan and Jakarta, Indonesia, and also went to Malaysia for medical care. An endoscopic examination revealed a concerning situation, suspecting sigmoid colon cancer.

 

Last December, as his condition worsened, with the help of friends, he was admitted to the Royallee Tumor Hospital in Guangzhou, China. The hospital rechecked his colonoscopy and found a 10 cm narrow area at the lower end of the sigmoid colon, with an uneven surface. The biopsy report indicated chronic inflammation; PET-CT scans showed abnormality only in the left lower abdomen but no metastatic signs in other organs; all blood tumor markers were normal.

 

After thorough discussions, considering the patient's symptoms and endoscopic findings, surgery was deemed necessary. A 40-minute laparoscopic surgery successfully removed the diseased segment. Postoperative pathology revealed Crohn's disease, not cancer.

 

Crohn's disease is an inflammatory bowel disease (IBD) of unknown cause that can occur anywhere from the mouth to the anus, commonly affecting the terminal ileum and proximal colon. It is rare among Asian populations, and this patient's lesion was located at the lower end of the sigmoid colon, making it even rarer. Medication has limited effectiveness, and if the lesion is localized, surgery is the preferred treatment.

 

After the surgery, the long-standing cloud of cancer that had loomed over the patient finally dissipated. On the evening of March 15th, the Consul General of Indonesia in Guangzhou specially visited the Royallee Hospital to greet some Indonesian patients. The patient was particularly excited and said, "I am so happy. I thought I had cancer and lived under its shadow for so long. Now that I know it's not, it feels like seeing sunshine again. Thank you to the hospital and doctors. I must live well and enjoy life."

 

From cancer's shadow to “sunshine”. As medical professionals, we feel relieved but also reminded: on the path of medicine, every diagnosis requires utmost caution. A bit more thought and prudence might bring patients a completely different life.

 

Dari Bayang-Bayang Kanker Menuju Sinar Matahari

 

Guangzhou, 22 Maret 2025

 

Ini adalah cerita seorang pasien berusia 52 tahun dari Medan. Ia ingat betul saat dia mendengarkan diagnosa dugaan kanker dari dokter lebih dari satu tahun yang lalu. Rasa takut pun terus menghantui seperti bayangan yang menempel. Pada hari-hari berikutnya, Ia habiskan setiap hari dalam kekhawatiran, dan hidupnya tampaknya diselimuti kegelapan tak berujung. Semenjak itu, Ia menderita nyeri perut hampir setiap hari, kadang-kadang disertai diare dan kadang-kadang disertai sembelit. Ia pun mendatangi sejumlah rumah sakit di Medan dan Jakarta, dan juga ke Malaysia untuk mencari solusi. Ia melakukan kolonoskopi, dan hasilnya menunjukkan bahwa kondisinya tidak optimal dan diduga adalah kanker kolon sigmoid.

 

Pada akhir tahun lalu, kondisinya memburuk dan dengan bantuan teman-temannya, ia dirawat di Guangzhou Royallee Cancer. Pada saat kolonoskopi, ditemukan area sempit sekitar 10 sentimeter di ujung bawah kolon sigmoid dan permukaan rongga usus yang tidak rata. Laporan biopsi menunjukkan peradangan kronis; pemeriksaan PET-CT tidak menunjukkan tanda-tanda metastasis kanker pada organ mana pun kecuali kelainan pada saluran usus lokal di perut kiri bawah; Penanda tumor darah juga semuanya normal.

 

Tim Dokter berdiskusi dengan serius, dan mempertimbangkan indikasi untuk operasi berdasarkan gejala pasien dan temuan endoskopi. Setelah tindakkan laparoskopi selama 40 menit, segmen usus yang menyebabkan nyeri berhasil diangkat dengan bersih. Pemeriksaan patologis pasca-operasi menunjukkan bahwa Ia menderita penyakit Crohn, bukanlah kanker!

 

Penyakit Crohn adalah penyakit radang usus (IBD) dengan penyebab yang tidak diketahui, dan dapat timbul di mana saja, dari mulut hingga anus, umumnya pada ileum terminal dan usus besar proksimal, dan sangat jarang terjadi pada populasi Asia. Lesi pasien terletak di ujung bawah kolon sigmoid, yang bahkan lebih jarang lagi. Efek pengobatan dengan obat terbatas. Jika lesi terlokalisasi, pembedahan merupakan metode pengobatan pilihan.

 

Setelah menjalankan operasi, bayang-bayang kanker yang lama menyelimuti pikiran dan hati seorang pasien akhirnya menghilang. Pada tanggal 15 Maret, ketika Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Guangzhou berkunjung ke Royallee Hospital dan menjenguk beberapa pasien Indonesia yang sedang dirawat di sana, pasien tersebut berkata dengan gembira, "Saya sangat bahagia. Saya pikir bahwa saya mengidap kanker dan selama ini hidup dalam bayang-bayang kanker. Sekarang setelah saya tahu bahwa hal itu tidak benar, rasanya seperti melihat sinar matahari lagi. Saya berterima kasih kepada rumah sakit dan para dokter. Saya harus hidup dengan baik dan menikmati hidup saya."

 

Dari bayang-bayang kanker menuju sinar matahari. Sebagai dokter, kami merasa bersyukur, tetapi kami juga diingatkan bahwa dalam bidang medis, setiap diagnosa harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Sedikit lebih banyak pemikiran dan sedikit lebih banyak kehati-hatian dapat membawa dampak kehidupan yang sama sekali berbeda bagi pasien.

 
 
 

Comments


Contact Us

Dapatkan Dukungan Medis atau Administratif Langsung dengan Menghubungi Tim Kami.

Address

Arcade Business Center

Unit 3MM, MP, MR, MS, TK
Jalan Pantai Indah Utara 1 No. 2 Jakarta Utara 14460

Email

Whatsapp

+62 812 8918 8383

© 2025 by Xu Kecheng Foundation

  • Whatsapp
  • Instagram
  • Facebook
  • Twitter
  • Youtube
  • TikTok
bottom of page